Friday 12 June 2015

Kita Begitu Berbeda

Kita begitu berbeda.
Bahkan tempat kita biasa berada juga tak pernah sama.

Di siang hari, mudah mencarimu di tempat makan yang mana. Kalau kau tidak sedang di kedai susu, cari saja di kedai para karnivora. Kau akan ada di sana bersama sahabat-sahabatmu. Menikmati sepiring sate kambing. Atau steak dengan keju. Yang mungkin akan kau akhiri dengan secangkir kopi. Atau jeruk panas.

Kala senja, akan sangat mudah menemukanmu tenggelam dalam sebuah diskusi maha penting dengan Pram. Atau dengan Ajidarma. Atau dengan Coelho. Dan bisa saja aku menemukanmu saat sedang berdebat dengan Sujiwo Tejo. Jika tidak, kau akan dapat dicari di samudera, bertualang dengan Luffy dan kawan-kawan. Tapi itu langka sekali. Jauh lebih mudah menemukanmu sedang bercakap hangat dengan Michael Jordan. Atau dengan Tintin.

Di akhir minggu, kau akan bertualang dengan sepedamu. Ke tempat-tempat yang bahkan peta pun mungkin tidak tahu. Bersama sahabat-sahabatmu. Juga. Atau, kau akan berenang sendirian. Mendinginkan pikiran. Atau, kau akan seharian bercengkerama dengan teman diskusimu yang ada di rak buku. Yang jelas, akhir minggu adalah waktu untuk dirimu sendiri dan keluargamu.

Kita begitu berbeda.
Bahkan tempat kita biasa berada juga tak pernah sama.

Kau akan menemukanku duduk termangu sendirian di kedai teh. Menikmati secangkir teh tanpa susu. Bukannya aku tak berteman, tapi sendirian bagiku lebih menenangkan. Jika aku tak di sana, cari saja di kedai vegetarian di pinggir kota. Atau di cafe cokelat di sebelahnya. Aku akan ada di sana.

Kalau kau mencariku di senja kala, suatu saat kau mungkin akan menemukanku sedang minum teh bersama Shakespeare ditemani oleh Hirata dan Rowling. Tapi kau akan jauh, jauuuuhhhh lebih sering melihatku bercanda bersama Aoyama Gosho, Yana Toboso, dan beberapa komikus lokal. Atau melihatku tersipu malu saat bicara dengan Shungiku Nakamura. Atau, kau akan menemukanku berdebat dengan Neil Gaiman dan John Green. Dan sungguh beruntung jika kau pernah mendengarku berdiskusi dengan Djenar Maesa Ayu, itu satu momen di antara seribu.

Di akhir minggu, kau bisa menemukanku di mana pun udara dingin dan tempat teduh berada. Atau, kau akan melihatku berenang riang di arus ombak dari Inggris dan Asia Timur; terpana, terpesona dan fangirling pada sejumlah pria gentlemen berbalut jas, oniichan, oppa, dan mungkin juga dongsaeng. Atau justru kau akan menemukanku di tempat-tempat yang tak terduga, karena tugas di akhir minggu mengirimku ke sana.

Sungguh, kita memang sangat berbeda.
Bahkan tempat kita biasa berada juga tak pernah sama.
Maka aku tak menyalahkan sahabat yang bertanya-tanya, bahkan menyarankan untuk berpikir ulang, karena di mata mereka belum ada titik temu pada kita. Tapi sungguh mereka juga tidak mengerti bahwa perbedaan itu yang justru membuat kita dekat. Jangan bertanya padaku, karena aku sendiri juga tidak tahu.

Yang kita berdua tahu, titik temu itu ada. Tapi aku tak mau bercerita. Biarkan saja nanti waktu yang akan mengatakannya.

#NulisRandom2015
#Day12

No comments:

Post a Comment