Monday 13 July 2015

The Land of the Clouds

This is the land of the rain
leaving the sun a bitter smile in pain.
No place for him to cast his dazzling shine.

This is the land of a thousand clouds
cotton-candy like: swirl, swing, and dance.
Drawing shapes on the earth surface.

This the land in which fifty shades of grey
has a dark, yet light literal meaning:
the only colours left at the sky's palette.

This is the land where cottony sheeps
mere white specks on a lush carpet.
Roaming around chasing away the sun, grazing.

This is the land of thousand old churches
standing strong in the middle of towns and hamlets.
Challenging the time.

This is the land of the Kings and Queens
This is the land of the raging wind
This is the land of the magical dream.

All the colours left in the sky and the weather,
had enough for me to make me say
the land is the lovechild of Lassitude and Ennui
or perhaps a proof that even God can be bored.
Yet the more I stay the more I realise
it has stolen a deep corner of my tired mind.
Captivating me, endlessly.

*8 July.
On the plane, up above the British Isles, on the way between Istanbul and Birmingham. Edited and posted in Leicester*

Wednesday 8 July 2015

Tentang Nulis Random 2015

Bulan Juni ini saya mengikuti tantangan #NulisRandom2015 atas ajakan seorang teman. Beberapa minggu di awal, saya masih rajin menulis setiap hari, menyunting dan mengunggahnya di hari yang sama. Namun memasuki pertengahan bulan, catatan-catatan saya berhenti sebatas pada konsep yang sampai akhirnya menumpuk belum disunting dan belum diunggah, yang ujung-ujungnya saya unggah secara berjamaah di hari yang sama.
Too many things to do but so little time, karena kebetulan mulai pertengahan bulan ini banyak tugas mendadak yang harus saya kerjakan.

Ah. What an excuse.
Padahal saya sudah berniat mengikuti challenge-nya, tetapi justru terhambat di tengah jalan.

Menilik kembali rekam jejak saya bulan ini, menumpuknya beberapa tulisan yang akhirnya saya posting secara bersamaan di hari yang sama terjadi akibat manajemen waktu saya yang kurang baik. Saya terganggu oleh banyak hal sehingga tulisan-tulisan saya terkesampingkan dan berhenti sebatas konsep semata. Postingan saya di blog ini tergolong beruntung karena meskipun telat masih tersunting dan terunggah, sementara beberapa tulisan saya yang lain sampai saat ini masih berhenti dalam tahap konsep, tak yakin kapan akan berubah menjadi tulisan yang benar-benar tulisan... ¿(*_____*)

Yah, semoga di tahun depan, jika saya masih berkesempatan untuk mengikuti tantangan menulis random harian lagi, saya bisa benar-benar mengunggah sesuai dengan deadline.
Semangat, Ayom!! (/ >__<)/

*Ditulis di Yogyakarta, adisunting di antara Jakarta dan Istanbul, diunggah di Birmingham*

P.S.
Renungan tentang #NulisRandom 2015 ini seharusnya saya unggah tanggal 30 Juni kemarin sebagai postingan terakhir Nulis Random 2015. Namun, kembali pada cerita di atas, pada akhirnya baru sempat disunting pada 7 Juli dan terunggah pada 8 Juli 2015.
Duh... *facepalm*

Monday 29 June 2015

Ketika Aku Berjalan Sendirian di Tepi Kanal

Di sini
di mana kanal menggantikan jalan
aku berjalan menyusuri tepian.
Sendirian,
hanya aku dan langkahku
dan bebek-bebek yang bermain
bercipakan riang di tengah kanal.

Di setapak aku melangkah
menggenggam jemari dalam saku
di tengah bekunya bulan Januari.
Ini "Venezia di Belanda", kata mereka
di mana kau bisa mendapatkan
apapun yang kau cari, dari seporsi hidangan Italia
sampai secangkir teh Inggris
ratusan mil dari negara asalnya.

Hanya saja
yang kuinginkan saat ini
tak ada di sisi.

Giethoorn, akhir Januari 2015
-2°C. Berkabut dan mendung.
via Path.

Disunting dan disempurnakan di Jogja, untuk
#NulisRandom2015
#Day29

The Dream

Out of the blue, you
came to me, saves me
from people I could not recall
from event I did not remember at all.

To them you clearly said,
"She is mine."
Looked at me in the eye,
you smiled.

So real it seems
I almost cannot tell reality and dream apart
or maybe I do not want to;
for those are words I want to hear from you,
for deep in my heart I wish all of them are true:
the words,
the look,
the smile,
and of course... You.

#NulisRandom2015
#Day28

Birthday

I wish you love and laughter, happiness and cheer.
I hope that you will have fun today, and through the coming year.
I hope your aspiration will become reality,
I hope you will be exactly what you really want to be.

Ulang tahun bukanlah tentang bertambahnya usia atau jumlah lilin di atas kue. Tapi tentang bertumbuh dan melihat hidup dengan sudut pandang baru, karena Tuhan masih mengizinkanmu.
Do not think about how old you are, but how great you can be.

Selamat ulang tahun, sahabat. Happy belated birthday.
Best wishes for you, always.
Oh, and for the little angel in your tummy as well... ;)

*for Dita Hendrasari*

#NulisRandom2015
#Day27

Sahabat

Hari ini, Jumat 26 Juni, saya bertemu dengan dua sahabat yang lama tak bertemu. Keduanya adalah gadis sederhana namun sungguh penuh isi, yang tak suka berdiskusi di kedai-kedai yang fancy. Saya sungguh rindu pada mereka, pada malam-malam yang kami habiskan di angkringan sampai pagi menjelang hanya untuk membahas kebijakan-kebijakan aneh pihak otoritas, pada obrolan yang mencakup segala subyek tanpa pilih-pilih, pada masa ketika saya masih romantis idealis.

Sebut saja namanya Tika. Perempuan muda dengan semangat membara, dengan pemikiran jauh ke depan namun sayang sering terpinggirkan. Karena dianggap tak sejaman. Namun sungguh, dia budayawan dan antropolog yang sangat brilian. Saya sungguh geregetan ketika sebuah lembaga penyedia beasiswa Indonesia menolak dan meremehkan aplikasinya dengan alasan jurusan religi berbasis antropologi budaya yang dia ambil dianggap tidak populer, mengesampingkan fakta bahwa sebuah universitas terkemuka di Inggris sudah menerimanya, bahkan sudah ada profesor yang berminat membimbingnya.

Berkali tawaran datang dari negeri seberang, menawarinya beasiswa dan kewarganegaraan. Tapi berkali pula tawaran itu ditolak karena merah putih masih berkibar di dada. Namun jika negara tetap tak mau melihatnya, bisa jadi sebuah permata berharga akan lepas lagi dari genggaman.

Yang satunya sebut saja Aya. Gadis jawa lemah gemulai, tapi lihai. Saat ini tengah mengejar passionnya tentang ASEAN di sebuah kampus terkemuka di Bangkok. Tak jauh berbeda dari Tika. Ditolak negara sendiri dengan alasan yang mirip, namun justru diterima dengan tangan terbuka oleh negeri tetangga. Visinya jelas, ingin maju atas nama Indonesia di garis depan dalam perang yang bernama ASEAN Community. Jika negara mendukungnya.

"Jika tak bisa dan tak mau kuperbaiki dari dalam, terpaksa akan kuperbaiki dari luar." Itu tekad bulat keduanya.

Bertemu mereka berdua mengingatkan saya pada impian romantis idealis saya ketika masih menjadi mahasiswa. Kami sama-sama generasi muda yang cukup gerah dengan kondisi Indonesia dan ingin memperbaikinya, namun cara yang kami tempuh berbeda.

Dan jika saya tak bertemu mereka, mungkin saya akan terbawa menjadi seperti kebanyakan generasi generik saat ini yang lupa akan budaya bangsa sendiri.

Sahabat, terima kasih telah membawa kembali cita-cita yang sempat terlupakan. Terbanglah jauh, karena kota ini akan selalu memeluk erat saat nanti kalian kembali.

Jogja, angkringan dekat Puro Pakualaman.
Disunting dan disempurnakan dalam perjalanan ke kota sebelah.

#NulisRandom2015
#Day26

Random Thought

A: The most important thing is not what you do. It is what you are.
B: No. What you do defines what you are.
C: Err... I think it is not "what you do", but "the way you do".

Suddenly I woke up this morning with this quote from a movie I do not remember the title. And this thought did not leave me for the whole day... :O

#NulisRandom2015
#Day25